Senin, 11 Januari 2010

be my self

Be My Self

Hujan deras memandikan bumi beserta isinya,Seolah menyapu bersih seluruh alam di Bulan Desember. Siang itu, Aku masih Mematung meratapi Hujan didepan gerbang sekolahku. Kulihat tampak orang berlalu la;ang dengan kesibukan mereka masing-masing. Ada yang bercakap-cakap via Ponsel, Ada pula yang dijemput dengan Sopir pribadi mereka masing-masing. Sedangkan aku …….? Aku masih mendekap erat Ranselku Agar buku-bukunya tidak basah. “sill…..Sil…..” Teriak seorang gadis di Persimpangan jalan Ia Memanggilku, Aku menoleh. Tampak sosok gadis yang Cantik dan kaya raya, Ia di payungi oleh Sopir Pribadinya yang tengah membukakanya Pintu Mobil. Aku terhenyak, Dia Laura Sahabatku. Aku merasa usahaku untuk dapat menghindar darinya Sepulang Sekolah ini gagal. Bukan Karena aku membencinya, tetapi perasaan “hutang budi” yang selalu menggelayuti pikiranku. “Sill, Pulang Sekolah bareng yuk………” ajaknya seraya menarik pergelangan tanganku. “Aduh maaf ya……aku masih nungguin seeorang!“ balasku cepat. “ya sudahlah,aku duluan ya…..” Ia berlalu dari pandanganku. Aku Berbohong…….Lagi-lagi berbohong………”ya Tuhan……..Semoga Engkau mengampuniku…….” Bisiku dalam hati.

Siang itu,Hujan pun akhirnya berhenti, Sesampainya aku dirumahku, Ku dapati Sosok Wajah Ibu tersenyum padaku. Ia adalah Sosok Wanita paruh baya yang kini Berpredikat “Janda” Serta menjadi tulang punggung keluargaku Setelah Ayahku meninggal setahun lalu. Ia rela tubuhnya lelah dengan bekerja sebagai Buruh Cuci Demi membiayai Sekolah. Aku berjala lunglai kekamar, Terdengar suara Ibu Berteriak padaku. “Sill, Jangan lupa shalat dan makan ya……” Aku tak mengindahkan kata-kata Ibu, aku merebahkan tubuh kekasur , aku terhempas. Ingin sekali rasanya Aku berteriak sekuat-kuatnya. Aku merasa Tuhan Sudah tidak Adil padaku, Kenapa hidupku selalu diliputi penderitaan sedangkan Laura? Ia punya segalanya. Tak sengaja butir-butir air mata jatuh dari kedua mataku.

Aku Menjadi ingat ketika Aku berkunjung Kerumah Lara yang megah Bak Istana. Ia Memiliki segalanya yang tak pernah terjamah dipikiranku. Dia beruntung, Ia diperlakukan Layaknya “Princess” di Sebuah Istana. Sedangkan Aku??? Tak ada yang dapat dibanggakan!

Hari demi hari, penyakit hati itu kian meracuni otakku, Aku tak dapat membuang rasa iri itu jauh-jauh. Terlebih saat aku berada di dekatnya. Laura . Sahabat terbaikku 3 tahun terakhir.

“Sill, Kamumau kemana setelah kita Lulus?” Tanyanya. “Ah entahlah , mungkin Cuma amat SMA!” jawabku sedih. “tapi, kamu kan Pintar,Seharusnya Kamu masuk Universitas terbaik!” Aku terdiam dan tak menyahut, Kulihat Sorot tatapan matanya yang penuh tanda Tanya, Biar dia tau sendiri apa alasanku………..

Di Rumah, Aku pulang dengan teramat Kecewa. Aku Merasa Tuhan benar-benar tidak adil. Pikitanku yang Dangkal membuatku menyesal dilahirkan sebagai aku, Arsilla. Kulihat wajah ibu yang kecewa ketika Aku tak mengucap Salam dan menciumi Punggung tangannya Seprtti biasa. “Sill, Kenapa kamu Sama ibu??” Tuturnya menyelidik. “Bu, kenapa sih Allah gak Adil sama Silla?? Kenapa Shilla dilahirin Kayak gini? Kenapa Aku gak bias jadi laura?” Tangisanku meledak, Ibu menatapku tajam. “ Masya Allah Shilla…….. Kenapa kamu bisa berpikiran dangkal? Allah maha Adil nak, Kamu harus bersyukur dengan takdir yang diberikan Alah, Kamu gak boleh mengutuk dirimu Sendiri, Allah sayang kamu nak……….” Aku berlari kekamar, Kukunci rapat pintu dan mengurung diri demi menenangkan sejenak pikiranku yang morat-marit .

Seusai UN, Aku senang bisa Lulus dengan Nilai terbaik di Seaentaro Sekolah tapi disisi lain aku sedih karena harus menerima kenyataan kalau aku gak bisa terus melanjutkan Kuliah. Saat itu kudengar kabar Laura yang masuk RS akibat kanker serviks (kanker rahim) yang dideritanya sejak lama. Aku tak percaya, Kususul laura Ke RS , Ku tatap wajah pucat pasi sahabatku itu, “Ra, Kamu kok gak pernah cerita sama aku??’’ Aku menghampiri tubuhnya yang tergeletak terbaring lemas, “Maafin aku Shill, sekarang Aku udah gak kuat lagi, aku harap kamu gak akan pernah melupakan persahabatan kita” tangisnya lirih. Ia bangkit dan memelukku padahal aku tau betapa sulitnya ia mengangkat tubugnya itu. Kami berdua menangis Hebat, “Aku janji gak akan ngelupain persahabatan kita……….” Ucapku.

Kudengar desahan nafasnya yang tersenggal-senggal, Kudengar bisikan lafaz dua kalimat syahadat dibibirnya, Ia terpejam dan Akhirnya menghembuskan Nafas terakhirnya.

Usai penguburan laura, kedua orang tuanya menawarkanku untuk membiayai kuliah. Katanya ini permintaan Alm Laura, Ternyata saat ada dan tiadapun ia tetap baik padaku……………

Akhirnya,atas izin dari Ibu aku di kuliahka di Jakarta di Salah satu Universitas terbaik di Fakultas kedokteran.

Bertahun Aku menikmati masa –masa kuliahku, Akhirnya Titel dr. dapat bersandang di Namaku, akupun pulang ke Bandung menemui Ibuku. “Ibu sekarang Aku udah jadi Dokter……..” Teriakku dengan penuh Semangat. Kucium Punggung tangan Ibuku Tercinta dan memeluknya Erat-erat.

“Ibu maafin Aku, Ternyata Ibu bener! Allah sayang sama aku….. aku bersyukur Bu jadi diriku Sendiri, Jadi Arshilla anak ibu……..” aku menangis menyesali peristiwa beberapa tahun silam.

“Ibu bahagia………….” Ucapnya yang kini mulai Renta.

Kini aku dapat bekerja diRumah Sakit yang dulu pernah didiami Laura di Bandung. Aku dapat membeli sebuah Rumah yg terfasilitasi dgn baik dari hasil kerja kerasku. Ini semua kupersembahkan untuk Ibu tercinta. Aku sadar, Allah Senantiasa Menggariskan Takdir Kehidupan Di Jalan Yang telah ia Ridhai dan ternyata pepatah Kuno yg berisi bahwa:

“Bila kita ingin melihat terangnya bintang, Maka berdirilah Di tempat Gelap………..” Kini Terwujud…………

Be My Self………………. Be My Self………….

Created by : Chitra sari Nilalohita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pojok Komentar !!! :D