Jumat, 25 November 2011

Socrates

Socrates

Setelah belajar sejarah Filsafat Yunani, ada salah seorang Filsuf yang membuat diri saya terinspirasi. Dan nama Filsuf itu ialah Socrates, alasan saya memilih Socrates sebagai Filsuf Favorit adalah karena Saya sangat terinspirasi dengan metodenya yaitu maietikeu tekhne (Seni Kebidanan). Sebelumnya disini saya akan menceritakan tentang sedikit biografi Socrates.
Socrates lahir pada tahun 399 SM, bapaknya Sophoroniskos adalah seorang pemahat dan Ibunya, Phainarete adalah Bidan. Socrates sendiri sepanjang sejarah tidak pernah menuliskan apa-apa tentang pemikirannya. Jadi segala sumber mengenai ia hanya didapat dari filsuf-filsuf lain. Dalam berfilsafat socrates tidak memberikan suatu metode yang sistematis, kemudian Socrates tidak menyelidiki fakta-fakta, melainkan ia hanya menganalisis pendapat- pendapat yang dikemukakan orang. Jadi Socrates seringkali berjalan-jalan ke pasar-pasar yang ada di Athena, lalu dia mulai berdialog menanyakan kepada orang-orang itu tentang hal-hal yang jarang dipertanyakan oleh orang kebanyakan. Seperti apakah itu adil dan tidak adil, apakah itu salah atau tidak salah dan lain-lain. Sokrates selalu memulai dengan menganggap jawaban pertama sebagai suatu hipotesis dan dengan pertanyaan lebih lanjut ia menarik segala konsekuensi yang dapat disimpulkan dari jawaban tersebut. Jika ternyata hipotesis pertama tidak dapat dipertahankan, karena membawa konsekuensi-konsekuensi yang mustahil, maka hipotesis ini diganti dengan hipotesis lain. Seringkali hasil dari dialog tersebut berakhir dengan rasa bingung (aporia). Metode sokrates inilah yang dinamakan “Dialektika” tetapi socrates sendiri lebih senang memberikan nama pada metode tersebut adalah Maieutika tekhne (seni kebidanan) yang dimaksud disini adalah socrates seolah-olah hanya menjadi bidan pada orang- orang tersebut. Dia hanya membantu mengeluarkan pendapat-pendapat dari orang kebanyakan tanpa memaksakan pendapatnya sendiri kepada orang lain itu. Disamping itu Socrates pernah mengatakan bahwa tujuan kehidupan manusia adalah kebahagiaan (eudaimonia). Bagi bangsa Yunani “kebahagiaan” berarti suatu keadaan objektif yang tidak tergantung pada perasaan subjektif. Menurutnya manusia dapat mencapai eudaimonia atau kebahagiaan itu adalah dengan arete yang artinya “kebajikan” atau keutamaan.” Akan tetapi pada perjalananya ditahun
399 SM Socrates dinyatakan bersalah karena ia tidak percaya pada dewa-dewa yang diakui oleh Polis. Dan tinggal menunggu hukuman mati. Walaupun pada akhirnya Socrates lebih memilih untuk bunuh diri dengan meminum cawan yang berisi racun, dengan dikelilingi oleh sahabat-sahabatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pojok Komentar !!! :D